Sunday, July 18, 2010

Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis)

Mukaddimah
Analisis wacana pada hakikatnya adalah sebuah metode berpikir yang merupakan aktifitas yang melekat dalam diri manusia. Objek analisis sangat luas, seperti hamparan keluasan nikmat Allah swt. di bumi ini. Untuk itu, otak yang tidak dipandu nilai, ibarat pengembara di padang luas yang berjalan tanpa arah dan mungkin saja bisa kehilangan arah karenanya.
 Proses analisis wacana haruslah berpijak pada frame berpikir yang proporsional. Mengingat sekarang banyak isu-isu yang berkembang dengan cepat kemudian diolah menjadi sebuah wacana yang cenderung mendiskreditkan kebenaran yang sesungguhnya. Perang wacana sudah menjadi bagian dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun, kita sebagai mahasiswa, kaum intelektual mungkin belum sepenuhnya tersadarkan akan hal ini. 








Sebagai seorang Muslim, jelas bahwa dalam menganalisis suatu masalah kita harus berpijak pada kebenaran. Karena pada intinya, sebuah analisis wacana harus berpegang teguh pada kebaikan yang diperintahkan Islam (kebenaran) dan menghindari keburukan yang dilarang oleh Islam (Abdul Halim Mahmud, 1992) yang justru sering timbul karena hawa nafsu.
“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun.” (Shad: 26)
Suguhan di bawah ini adalah penjelasan normatif tentang Analisis Wacana Kritis dari berbagai literatur. Semoga bisa menjadi rujukan awal bagi kita semua. Sang Muslim Negarawan.

Definisi Analisis Wacana
Pengertian wacana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa adalah :
1.    Ucapan, perkataan, tutur
2.    Keseluruhan tutur yang merupakan satu kesatuan
3.    Satuan bahasa terlengkap, realisasinya tampak pada bentuk karangan utuh seperti novel, buku atau artikel, atau pada pidato, khotbah, khotbah dan sebagainya.

JS Badudu, seorang ahli bahasa menyebutkan bahwa wacana  adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi di atas kalimat dengan koherensi dan kohesi yang tinggi dan berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan atau tertulis.
Dari ungkapan di atas, terlihat bahwa wacana sebagai hasil dari pengungkapan ide/ gagasan penyapa, dan pengembangan wacana memunculkan sebuah disiplin ilmu yang mempelajari wacana disebut analisis wacana.
Berikut ini adalah pengertian analisis wacana :
         Komunikasi pikiran dengan kata-kata. Ekspresi ide-ide atau gagasan, atau percakapan
Komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan yang resmi secara teratur [Marahimin, 1994:26]
         Cara obyek atau ide diperbincangkan secara terbuka kepada publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar luas [Lull, 1998:225]
         Ucapan dalam mana seorang pembicara menyampaikan sesuatu kepada pendengar (Kleden, 1997:34)
Jadi, dapat kita tarik kesimpulan bahwa analisis wacana adalah rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal yang disajikan secara teratur,sistematis dalam suatu kesatuan yang koheren dibentuk oleh unsur segmental maupun non segmental bahasa .

Ciri Analisis Wacana
1.  Unity
2. Koheren
3. Teratur
4. Sistematis

Urgensi Analisis Wacana
         Untuk menganalis makna pesan yang disampaikan (media/seseorang)
         Wacana merupakan alat pembentukan opini dan pendapat umum
         Ibarat gugusan gagasan yang menyelimuti dan menjadi pembicaraan ramai
         Wacana mudah diterima maka akan membentuk interpretasi publik atas ide yang digulirkan
         Wacana bisa diubah menjadi alat advokasi terhadap kebijakan

Jenis-Jenis wacana
1.    Wacana Lisan dan Tulis
Wacana lisan kurang terstruktur, penataan subordinatif lebih sedikit, jarang menggunakan piranti hubung (alat kohesi), frasa benda tidak panjang, dan berstruktur topik-komen. Sebaliknya wacana tulis cenderung gramatikal, penataan subordinatif lebih banyak, menggunakan piranti hubung, frasa benda panjang, dan berstruktur subjek-predikat.

2.    Wacana monolog, dialog, dan polilog
Berdasarkan jumlah peserta yang terlibat pembicaraan dalam komunkasi, ada tiga jenis wacana, yaitu wacana monolog, dialog, dan polilog. Bila dalam suatu komunikasi hanya ada satu pembicara dan tidak ada balikan langsung dari peserta yang lain, maka wacana yang dihasilkan disebut monolog. Dengan demikian, pembicara tidak berganti peran sebagai pendengar. Bila peserta dalam komunikasi itu dua orang dan terjadi pergantian peran (dari pembicara menjadi pendengar atau sebaliknya), maka wacana yang dibentuknya disebut dialog. Jika peserta dalam komunikasi lebih dari dua orang dan terjadi pergantian peran, maka wacana yang dihasilkan disebut polilog.

3.    Wacana deskripsi, eksposi, argumentasi, persuasi, dan narasi
Wacana deskripsi bertujuan membentuk suatu citra (imajinasi) tentang sesuatu hal pada penerima pesan. Wacana eksposisi bertujuan untuk menerangkan sesuatu hal kepada penerima agar yang bersangkutan memahaminya. Wacana eksposisi memerlukan proses berfikir. Wacana argumentasi bertujuan mempengaruhi pembaca atau pendengar agar menerima pernyataan yang dipertahankan, baik yang didasarkan pada pertimbangan logika maupun emosional. Wacana persuasi  bertujuan mempengaruhi penerima pesan agar melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penampai pesan. Untuk dapat mempengaruhi, wacana persuasi kadang menggunakan alasan yang tidak rasional. Wacana narasi merupakan satu jenis wacana yang berisi cerita. Oleh karena itu, unsur-unsur yang biasa ada dalam narasi adalah unsur waktu, pelaku, dan peristiwa.

Teknik Analisis Wacana
      Proses pelaksanaan analisis wacana untuk ilmu komunikasi digambarkan dengan diagram berikut ini :


      Analisis wacana dimulai dengan pemilihan naskah (text, talk, act, dan artifact) dalam suatu bidang masalah sosial, misalnya naskah (berita) tentang politik. Selanjutnya kita memilih tiga perangkat analisis wacana yang saling berkaitan : perspektif teori, paradigma penelitian, dan metode analisis wacana itu sendiri. Dari penerapan terhadap naskah yang dipilih kemudian menghasilkan hasil penelitian analisis wacana.
      Untuk perspektif teori, dalam analisis wacana sebagai metode penelitian social lazimya memakai dua jenis teori : teori substantive (sesuai dengan bidang permasalahan) dan teori wacana ( tergantung metode analisis naskah yang dipakai).
Secara garis besar, tahapan-tahapan dalam analisis wacana :
1.    Pilih satu atau serangkaian naskah yang akan dianalisis : misalnya berita tentang “Intifadha Palestina” di  Kantor berita Al Jazeera (Qatar) dan CNN (Amerika Serikat)
2.    Gunakanlah teori substantive yang dianggap relevan dengan bidang permasalahan penelitian dan tujuan penelitian. Dalam kasus ini kita akan gunakan teori “national interest”
3.    Pakailah teori wacana yang sejalan dengan metode analisis wacana yang digunakan
4.    Pilih paradigma penelitian yang akan digunakan. Perhatikan teori substantive yang akan digunakan.
5.    Tetapkan tipe analisis wacana apa yang akan digunakan : apakah pada level naskah saja atau hendak memakai CDA.
6.    Jika semuanya telah ditetapka dan dipandang sudah cocok (saling menguatkan, tidak bertentangan satu sama lain) bacalah naskah dengan metode analisis wacana dan berikan arti atau maknanya.
7.    Tafsirkan hasil analisis tersebut dengan teori substansi (dalam kasus ini teori “national interest”) dengan cara berpikir paradigm positivis, kemudian tarik kesimpulan serta implikasi hasil analisis wacana tersebut.

Penutup
Selamat berwacana, torehkan kebenaran untuk sebuah perbaikan…
“ Kalau seandainya kebenaran itu mengikuti hawa nafsu, maka akan rusaklah langit dan bumi dan apa-apa yang ada di dalamnya.” (Al-Mu’minun:71)

Referensi :
Perkembangan Analisis Wacana Dalam Ilmu Komunikasi, Sebuah Telaah Ringkas (Dr. Ibnu Hamad) Universitas Indonesia.
Kajian Wacana Bahasa Indonesia Ditulis pada Januari 14, 2008 oleh H. Sofa, S.IP, M.Pd.
Menulis Dengan Rasa dan Jiwa oleh : Yayat R.Cipasang (kangyayat@gmail.com)
Azmi Abu Azizah. 2004. Bagaimana Berpikir Islami. Solo: Era Intermedia
Abidin, Ariyanto. 2006. Presentasi Materi Analisis Wacana Kritis. DM 1 Kammi Komsat Unhas

No comments:

Post a Comment

Thanks For Ur Comment