Monday, September 13, 2010

Sabar

Sore yang melelahkan...
Deniz baru saja menyelesaikan presentasi tim perencana di depan klien. Sebuah superblok di kawasan Park Royal, kawasan industri tebesar di kota London, itulah mega proyeknya.
Meski sudah memutuskan fokus mengurus keluarga, toh tawaran  kerja masih sering berseliweran. Sesekali teman di firma memintanya untuk ikut serta menangani proyek mereka, sebagai free lancer, tentunya. Acap kali ditolak. Namun, tidak kali ini. Dia menerimanya... Tentu, setelah melewati proses panjang perizinan dari suami dan buah hati tercinta. 
And finally...she did it!
Mimpi arsitek sebenarnya adalah mimpi siang malamnya. Selepas dari Turkey, dia memang pernah bekerja disalah datu firma arsitek di Leeds. Cukup banyak dia masih berpengalaman menangani proyek. 

Namun kini, waktu lebih bersahabat dengan proyeknya. Sudah 2 bulan dia terlibat di dalamnya sebagai architect supervisor. Pergi pagi, pulang sore. Tugas rumah bertubi-tubi, ditambah gulungan -gulungan kertas gambar seperti perkamen yang harus diperbaiki di rumah. Kadang  juga, dia menyempatkan membaca dan mencari referensi untuk memperkuat desainnya. "Hufffh..." Pekerjaan yang menyita banyak perhatian termasuk mengalihkannya untuk sementara dari kehangatan keluarga. Kasihan Altar dan Cava, juga suaminya. Altar mungkin sudah bisa mandiri, namun Cava???

"Hmmm..." Senyum lebar mengembang diwajahnya membayangkan wajah polos Calatrava.
Deniz tidak mau kedua anaknya dititipkan di playgroup atau diasuh oleh nanny. Dia merawat dan mendidik mereka sendiri. Walaupun sekarang terasa berat, namun dia sangat menikmatinya. Itulah cinta ibu... 

Seperti sore ini...
Capek,lelah sudah sampai pada kulminasinya ditambah sedikit strain di otak...lengkap sudah. Dia ingin segera menemui anak-anaknya, mengisi kembali energinya. 

"Tiiit...tiit!!!" Mobil sudah masuk ke carport. Dengan tenaga tersisa, dia paksakan diri menggiring kaki masuk ke dalam rumah. Tiba-tiba,  pintu rumah terbuka, makhluk kecil berlari menghampirinya dengan riang.
" Ibu...Ibu. Aku kangen sekali." Altar memeluk ibunya erat-erat. 
" Me too, honey. Bagaimana kabarmu dan Cava?" Suaranya pelan dan parau, dia tetap tersenyum dan memeluk hangat buah hatinya.
" Aku baik-baik saja, bu. Cava juga. Ibu bagaimana? Ibu pasti capek kan?! Sini, biar Altar bawakan tas ibu." Tangan kecil itu meraih tas dalam genggaman Deniz, dengan langkah satu-satu, Altar menggiring ibunya masuk ke dalam rumah yang bergaya rustic itu. 
Bak dialiri gelombang elektromagnetik, tiba-tiba hatinya terenyuh. Altar begitu dewasa dan perhatian. Dia seolah tau apa yang Deniz rasakan sekarang. " Ah, Altar anakku...semoga kelak kau jadi anak yang membanggakan kami, orang tuamu."  Tanpa sadar, disudut matanya mulai menggenang air.

Sesampainya di living room, Cava tampak sedang asyik menonton tv. Ketika dilihatnya Deniz datang, dia segera berlari menghampiri.
" I...bu, i....bu. Mana maenan rumah-rumahan Cava?" 
Deniz langsung menggendongnya...kangen sekali. Dia ingin mengobati rasa rindunya yang mendalam pada anak-anaknya. Dia larut dalam haru, ketika melihat buah hatinya baik-baik saja. Erat dipeluk putra kecilnya itu.
Namun, sejurus kemudian...
Deniz mencium bau menyengat.
" Hm...bau apa ini? Kenapa bau sekali disini. Sangat menyengat." Deniz mengendus pakaian yang dikenakan Cava. Ujung kepala hingga ujung kaki.  Cepat hidungnya mengendus. Beberapa kali. Hingga Cava hampir jatuh terjungkal.
" Cava buang kotoran sembarangan ya?" Selidik Deniz.
" I...iya, bu. Tadi Cava 'ee' disitu." Gumam Cava  sambil menunjuk ke arah tempat nonton tv. Wajah polosnya jadi ketakutan.
Deniz menghampiri karpet tempat tadi Cava duduk. Tidak ada apa-apa. Hanya ada jejalan toples cemilan aneka warna dan koran yang terbentang lebar. Nothing!!!
" Tapi, tunggu dulu."
Dilihatnya baik-baik koran yang menganga di atas karpet. Ditajamkan pandangan berharap apa yang dipikirkannya tidak terjadi.
Matanya membelalak." Oh my God. My Turkish Carpet!" Suaranya tercekat
Karpet fuschianya seperti kubangan menganga kini.

Lemes..........
.
..................................

*Untuk ibu/ calon ibu, latih keSABARan yuk!!!

No comments:

Post a Comment

Thanks For Ur Comment