Sunday, June 5, 2011

(Rendezvous) Suatu Hari dalam Studio Akhir...Part 2

Aldilaga..adiknya Lady Gaga (dari Hongkong!!!). Posturnya tegap-Gagah (uhuk..uhuk...), anaknya pun pintar berLaga. Mirip Mas Slamet (Siapa itu???hahahha...Hanya Kami yang tau ;)). Akrab tidak akrab panggil saja ALDI
Tetangga belakang kursiku…baeeeek banget anaknya, asyik diajak cerita, ngobrol, dan bergosip (ups salah..say no to Gosip deh!). Mungkin karena kami lahir dari rahim yang sama POZMA dan PROPORSI 05  (maksudnya???) jadi serasa senasib-sepenanggungan. Mirip-mirip k’ Azwar lah…tipikal orang yang care sama teman-temannya. Banyak kasih saran dan kritik (lebih sering mencala’) desainku juga desain anak-anak, sejauh jangkauan matanya. Kadang kesempatan mencala’ dia gunakan di timing yang tepat, saat si empunya gambar lagi gak ada di tempat….Bebas berekspresi dan mencala’ ABIZZZ.. Terkadang ku lempar lagi cala’annya :
 “Apaji parkir centre”
“ Buat basement 2 lantai lalo. Kalasi skali ini…” dsb.
Tapi bukan Aldilaga namanya kalau tidak jago Ngeles (Kalaaasiii…Mentong banyak jurusnya!!!). Raja Ngeles Se-Studio (hahhahhha). Sampe-sampe Sari, Mati Gaya! kalo Aldi sudah keluarkan jurus andalannya (aih ci’da ko…, Sar).
Al, saranku…kalau mau sampingan..jadi Dubber mo (anak-anak banyak yang dukung itu). Secara, doi berbakat sekali menirukan suara-suara, mulai dari makluk halus sampe makhluk unidentified.
“ Hello Patrick..Hai SpongeBob”
“ Telkomsel selamat bulan Januari”
“ Dengan Bpk.Stavol disini,blaa..bla...bla”
Itulah bentuk-bentuk kreatifitasnya…
Termasuk salah seorang yang konsisten…Saat menggambar ya untuk menggambar. Ketika rehat ya untuk rehat. Waktu BB ya untuk BB (hati-hati! Kalau untuk yang satu ini, Aldi sering kepergok senyam senyum sendiri. Suit…Suit…)
Ada satu kemiripan antara aku dan Aldi. Hayo…tebak apa???
Yup! kami sama-sama punya mp3 player warna biru cantikkk banget. Bedanya, punyaku Apple USA sedangkan punyanya Aldi “Apel Malang”. Apple-ku manis J sedang apelnya Aldi “kacci” (kacciaaan deh lo…hahahaha)

Iqbal. Sosok dengan kacamata Oakley Silver, jaket kebesaran (kekecilan sebenarnya…)biru-silver keluaran Ouval Research dan jeans dari Outlet  yah... memang pas lah kalo pacaran dengan yang namanya O...ya (Moga berjodoh,Amin…). Sebenarnya dipanggil Iqbal sih lebih keren dibandingkan nama lazimnya IAN/ Mas Yanto (temannya Mas Risky yang punya Sari Laut@Pettarani, kayaknya).
Ian tetangga 2 kursi dariku. Dekat lah…gak jauh-jauh amat. Kalau ingat Ian, ingat bantal (hehehe).
Physically, yang drastis perubahannya selama studio diantara kami ber-28 yah mas Ian ini…atas sampe bawah mengembang…mirip bantal.
Orang Terusil se-Studio. Paling sering kerjain Sri Ramdhani dan Sari kadang-kadang juga Riska. Kalau sudah kumat penyakitnya…studio serasa luas seperti lapangan. Bagai kucing dan tikus bergantian mereka kejar-kejaran seperti permainan “bakudusu” yang sering kumainkan waktu SD dulu.
Ada yang paling lucu…ku ingat Ian yang paling semangat mengikuti gayanya SM*SH waktu lagu I’Hurt You booming di studio (I’ll never forget that moment…). Doi semangat,,,semangat sekali. Sampai-sampai terbahak-bahak tawaku kala melihat gayanya waktu itu. Anak Gaul Jakarta, Gituuu!!!
Sssst…Di studio ada gandengan barunya Ian. Siapakah dia???
“BANTAL!!!”
Segala sesuatu yang empuk bisa membuat dia bertekuk lutut, rebah tak berdaya sampe pulas tak bergeming. Tapi toh gambarnya jadi “tonji” (wow... unpredictable, yan). Inilah yang selalu ku sebut fenomena tidur sambil menggambar (bingung ya???kayaknya nanti ku buatkan sesi khususnya di blog).
Overall, Ian sangat asyik kalau diajak diskusi. Pemikirannya tidak menjudge, moderat, dan mau menerima informasi baru (itu yang kusuka) dan satu lagi…orangnya menjaga nilai-nilai syar’i (Insya Allah). Salut deh buat Ian…Hope your dreams becoming true J

Joni Daud.Simpel. Panggil saja Joni.
Bagaimana ya bisa ku gambarkan orang ini???  Speechless
Yang jelas Joni  itu tipikal orang yang cekatan dalam segala hal. Sampe-sampe kalau ada makanan anak-anak, doski paling sigap menangkapnya. Tidak tanggung-tanggung 2-3 makanan bisa ada dalam genggamannya. Kalau ada teman yang tidak kebagian “Itu urusanku, kenapa kamu yang sewot. Hahaha” kira-kira begitu responnya. Hu uh...Gregetan!!!
Hmm..adalagi. Doi itu punya antena yang panjaaaaang dan jaringan yang luaaaas . Jangan heran kalo orangnya selalu up to date informasi (bahkan info yang gak penting-penting amat)...saking up to datenya,  kadang-kadang doski (bela-belain) bergerilya untuk cari berita. Sampai rela ngikutin kami dari belakang kalo lagi ngobrol. Betul-betul Paparazzi!!!
Tapi aku senang, karena anaknya beda sama yang lain. Aku lebih pede menceritakan ide-ideku padanya…kendati tidak pernah di respon…bahkan kalaupun di respon paling komennya sedikit, singkat, padat, dan jelas. Biasanya yang akan keluar kata “ Jelek” atau tawanya yang khas “Hahaha” dengan seringai yang mengerikan.
 But, never mind…yang penting adalah yang bisa mendengar ceritaku (curhat nih, boss?!). Sometimes, I speech English with him. Little by little, yang penting bisa ngomong lah. Meski kadang tidak lancar-lancar amat dan bahkan sering diketawain (awas ko,Joni!!!) tapi puas…karena ada yang temaniku ”speaking English” (yuhuuu).
Joni, apapun yang terjadi...TETAP SEMANGAT dengan 10 massa!!!
Asnur “Sir Ventury”. Anak band yang lebih mirip pelawak (aahihihihi…)
Perkenalkan, Asnur adalah penduduk asli studio kami. Dialah warga yang paling lama menghuni studio. Bisa dibilang dia ketua adatnya lah.
Orangnya bagamaina??? ( Eng,ing,eng...)
Kalian tau Charlie Chaplin??? Ya, seperti itulah gayanya…Lucu dan menggemaskan. Cara jalannya juga mirip kayak penguin (hehehe). Doi  ngomongnya irit, namun apapun yang keluar dari mulutnya selalu menjadi lucu (bahan cala’an).  Entah ketawanya, gaya bicaranya, maupun logatnya yang khas.
Menurutku, Asnur lebih cocok jadi pelawak daripada jadi anak band. Secara, nyanyinya saja yang di dengar bukan lagunya, tapi suaranya yang “lucu” itu. Lagu “Datanglah” berubah jadi horor kala dinyanyikannya..Kedengaran seperti suara hantu saja (hiii...au..auuu).
Ah Asnur , kau memang unik.
Reza SM*SH, eh salah...Reza (ji tawwa...) or akrabnya disapa ECA
Kami tergabung dalam komunitas pembimbing Tugas Akhir yang sama, Dr.Ir. Ria Wikantarai Rosalia, M.Arch.  Awalnya, tampak meragukan bagiku Eca akan masuk studio akhir. Beda dengan kami yang “rajin asistensi” , injury time pendaftaran studio akhir  baru doi gunakan untuk asistensi TAnya. Seingatku itu, hanya 3 kali. Setelah itu...lampu hijau Kolokium 2 keluar (padahal  kami yang lain...harus bersusah-susah dulu untuk dapatkan itu), Eca melewatinya dengan mulus (memang beda rejekinya orang). Tak mengapalah...toh setelah itu, kami bisa dipertemukan dalam studio akhir.
Eca berhasil menjawab keraguanku selama ini...BERHASIL membuktikan bahwa dia layak untuk masuk Studio Akhir meskipun dengan waktu pengurusan TA yang relatif singkat (secara, doi kan sudah berpengalaman...). Gambar-gambarnya selalu cepat selesai, ini yang membuatnya kelihatan santai dimanapun dan kapanpun. Kalo sudah santai, doi akan beranjak ke lorong sebelah untuk TePe-TePe (hihihi).
Semenjak beberapa kali sekelas dengan Eca dalam Studio Terpadu, aku memang sudah “lumayan” terbiasa dengan gayanya. Yang khas dan tak terlupakan itu kebiasaan “konser tunggal” dengan atau tanpa lagu pengiring (konser tunggal sih iya...tapi tes-tes suara dulu,pak!). Begitulah,,,bukan Eca namanya kalo tidak PeDe (over Pede malah...hehehe) disegala suasana. Tapi satu yang bisa bikin doi ilfeel untuk nyanyi bahkan untuk gambar, putarkan saja lagu Korea...dijamin doi langsung SAKIT KEPALA (cenat-cenut, bos?!). Padahal lagu kesukaannya tidak beda-beda jauh dari itu...I Hurt You-nya Sm*sh (ternyata...lebih parah lagi. Gimana seeeh, Eca!!!). Ckckck...aku hanya bisa nyengir kuda dengan tingkahnya itu.
Kapan kegilaanmu akan berakhir, Ca???
Eka panggil saja Eka or EXU singkatan dari namanya Eka Sukmawan         
Ada persamaan antara aku dan Exu...kami sama-sama golongan tua dalam kemasan muda, berjiwa muda, berpikiran muda dan mudah-mudahan rejekinya juga dipermudah (amin...). Exu sering berpatroli di studio (polisi, kaleee) kadang sering me “razia” gambar kami, maksudku di asistensi lagi sama doi (hehehe). Banyak masukan yang kami dapatkan dari Exu mengenai gambar maupun struktur. Aku pernah merasakan jadi tetangganya kurang lebih seminggu (waktu minggat ke tempatnya Eca, dulu). Menjadi tetangganya Exu, serasa termotivasi untuk fokus dan terus menyelesaikan gambar.  Suasananya juga kondusif untuk menggambar, tenang dan tenteram...jauh dari ke-jahilan anak-anak.
Persamaan berikutnya...kami senang jalan-jalan “alone” dan berpetualang. Kadang juga sih rame-rame sama teman studio. Tapi, lebih banyak porsi “alone” nya deh. Buktinya, secara kebetulan kami ketemu sewaktu makan di food court. Wow...kaget bukan kepalang, bisa ketemu teman studio di tempat seramai itu, di food court pula (hehehe).
Well, Exu termasuk juga orang yang konsisten dalam menyelesaikan gambarnya. Mirip-mirip Eca lah...mereka berdua tetangga yang kompak ( ah, masa’?betulan kah???). Tapi mungkin sewaktu masih di stusio Exu lebih bersabar dan berlapang dada untuk tetanggaan sama Eca (Peace V^^...).
Ayo ,Exu...sekarang lanjutkan petualanganmu!!!

No comments:

Post a Comment

Thanks For Ur Comment