Wednesday, March 21, 2012

NYANYIAN HUJAN


Ada yang bilang langit sedang menangis, saat cummulonimbus menumpahkan isinya dalam tetesan-tetesan pepat. Apa sebabnya? Mungkinkah jengah pada semesta yang tak kunjung bersahabat??? Entahlah.

Kadang aku heran pada sambutan dengan wajah kuyu mengeluh pun pada serapah yang menghardik gemuruh. Ingin ku ucap secara lantang..."Hei, tidakkah kau tahu, kau telah mencacah berkah?!"

Sebab aku percaya. Pada setiap perjumpaan, serdadu hujan menunggu. Menanti umat menari dalam tangan menengadah, diiringi lantunan kidung harapan :
 
 Allahumma shoyyiban naafi’aan"
(Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat)

Allahumma shoyyiban naafi’aan"
(Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat) 

Allahumma shoyyiban naafi’aan"
(Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat)

Prelude indah melarut dalam dendangan syahdu. Menghanyut bersama banyu rindu. Tak jelas mana hulu-hilir. Karena dari sini, semua terlihat sama. Tak ada yang menggenang.

Andai ramalan cuaca bisa mendeteksi jumlah tetes air yang jatuh per menit. Ingin ku rajut kata sebanyak air yang tercurah. Dan ku selipkan namamu disetiap baris. Hingga bait-per-bait membanjir karenanya.

 Dan dakah yang lebih menyenangkan dari doa pencinta kepada kekasihnya. Pada sepenggal waktu yang kadang tak tertebak. Selalu saja ada kemungkinan...dia akan menyambutnya.







 

No comments:

Post a Comment

Thanks For Ur Comment